Sistem internasional memastikan hanya uang kertas saja yang dapat diterima sebagai alat pembayaran yang sah. Secarik kertas kini telah mewakili harta semua orang di dunia. Padahal, tahukah Anda bahwa uang kertas yang nota bene tanpa nilai intrinsik justru menggerus harta setiap orang. Pencetakan dan peredaran uang kertas memacu laju inflasi yang tak mampu diredam negara mana pun, bahkan negara terkaya sekalipun. Karena setiap uang kertas sudah saling terkait dalam Pasar Valas internasional --dalam kungkungan sejumlah uang kertas tertentu saja seperti dolar, euro, yen, dan puondsterling-- uang kertas justru mengancam Anda. Hanya karena keputusan pemerintah mendevaluasi uang kertasnya, atau akibat gonjang-ganjing Pasar Valas, uang Anda dapat jatuh nilainya.
Di Berlin, pada akhir tahun 1922, harga sembako membumbung tinggi mencapai 1500 kali lipat. Kemudian segera meroket melampaui satu miliar kali lipat dari harga sebelumnya. Dalam waktu satu tahun, harga sekerat roti melesat dari 2 mark menjadi (2,4 triliun mark). Rentenir menetapkan bunga 30-40% per hari. Bahkan mencapai 200% per hari dalam puncak inflasi, atau sebesar 10% per jam. Maka uang yang dipinjam pada pukul 6 pagi sebesar 100 miliar mark, harus dibayar kembali sebesar 220 miliar mark pada jam 6 sore, di hari yang sama! Wakss!!! Gimana nggak bangkrut? Itulah kejamnya sistem riba (bunga) yang mencekik. Tak heran Islam melarang umatnya memberlakukan sistem ini.
Tentu masih ingat dengan krismon 1998? Pemicunya karena depresiasi rupiah yang semula Rp 2400,- per dolar (Juli 1997) anjlok menjadi Rp 15.000,- per dolar (Mei 1998). Seketika Indonesia terpuruk menjadi negara miskin baru. Orang-orang kaya yang memiliki setumpuk rupiah tiba-tiba jatuh miskin.
Sejak tahun 1 Hijriah, setelah mendirikan Masjid Nabawi dan mempersaudarakan kaum muslimin, Rasulullah telah menetapkan takaran dan timbangan dinar dan dirham sebagai mata uang yang berlaku dalam jual beli. Pada tahun 20 H dicetaklah dinar dan dirham oleh Umar bin Khattab. Keputusan Rasulullah ini selalu sesuai digunakan sepanjang masa. Lebih dari 1400 tahun telah teruji bahwa dinar dirham tetap stabil nilainya. Mengapa? Karena nilai uang dinar dirham antara nilai intrinsik dan ekstrinsiknya tetap sama. Dinar memberikan proteksi nilai terhadap harta Anda. Kadar dinar (emas) adalah seberat 4,25 gr per satu dinar dan dirham (perak) sebesar 2,975 gr per satu dirham. Jadi jika Anda membeli 1 dinar, Anda mendapatkan 4,25 gr emas di tangan Anda. Beda sekali kan dengan sistem uang kertas yang ada sekarang?
Sebenarnya, di tahun 1800-1900an awal, sebagian besar negara menggunakan bahan emas sebagai mata uangnya, seperti Amerika dan Inggris. Koin emas itu pun masih ada hingga sekarang, karena memang sangat berharga. Mama mertua saya punya satu koin emas Amerika tahun 1800an. Ketika ditaksir nilainya di Pegadaian, satu keping mencapai 5juta rupiah! UWAAWW
Mata Uang Emas Amerika dan Britain |
Karena itu, jika Anda ingin harta yang Anda simpan tidak jatuh nilainya di masa depan, maka Anda harus memproteksi nilai harta Anda. Caranya? Simpanlah harta Anda dalam bentuk dinar/ dirham. Mengapa? Karena dinar dan dirham yang notabene terbuat dari emas dan perak tidak mengenal inflasi yang kurang lebih 21% untuk tahun kemarin. Karena tidak terpengaruh inflasi, maka nilainya tidak akan pernah turun dan selalu meningkat, mengingat tingkat inflasi terus menanjak setiap tahun.
Koin emas 20 Dinar yang dicetak oleh Antam |
Mengapa tidak dalam bentuk perhiasan emas? Karena perhiasan emas dan koin emas tidak memiliki standar internasional. Harga jual perhiasan dan koin emas juga sesuai surat pembelian, karena kadarnya tidak sesuai. Selain itu, jika perhiasan dan koin emas itu dijual, maka akan dikenakan potongan Rp 10.000 – Rp 20.000,- per gram. Rugi juga kan. Sudah dipastikan harga perhiasan emas yang ingin kita jual akan lebih sedikit daripada saat kita beli.
Bagaimana cara membeli dinar? Anda cukup mendatangi sebuah wakala dan menukarkan rupiah Anda dengan dinar atau dirham. Wakala adalah tempat jual beli dinar dirham, seperti money changer laiknya. Tersedia pecahan mulai dari setengah dinar ke atas. Harga 1 dinar = Rp 1.178.300,- (per 11/1/08). Mau tau harga sekarang? 1 dinar = Rp 1.764.520,-
Saya sendiri sudah pernah membeli beberapa keping dinar dari Gerai Dinar. Saya beli tahun 2008 dan saya jual kembali ke tempat saya beli dengan kenaikan harga sekitar 500ribu dari harga waktu saya beli. Aduh, hari gini... jual barang bekas apa yang harganya bisa naik dari awal kita beli, coba? Hahaha.. ya emas gitu lhoo. Makanya stop kebiasaan konsumtif dan mulailah cerdas berinvestasi.
Postingan berikutnya nanti, saya akan informasikan beberapa wakala terpercaya yang bisa Anda datangi.
Salam!
aku make produknya imn, mbak.... lebih murah karena dia nyetak pake mesin sendiri, jd gak kena biaya tambahan. infonya di www.dinarfirst.org. kalo aku sih masih nabung dirham. secara.... beda level, gitu, loh.... hehehe.... GO DINAR DIRHAM.... GOOOO......
BalasHapusiya aku dah intip tuh. dah aku link pula di sini hehe. ntar kl dapet duit banyakan dikit lg meluncur ke sana dah. tq infonya mbak ari
BalasHapus